Domino’s Pizza Babak Belur! Ratusan Gerai Tutup, Rugi Rp 39 Miliar
Jakarta – Domino’s Pizza Enterprises (DPE) menghadapi masa sulit. Perusahaan waralaba pizza asal Australia ini membukukan rugi 3,7 juta dolar Australia atau sekitar Rp 39,59 miliar di semester I-2025. Angka ini turun drastis dibandingkan laba 96 juta dolar Australia atau sekitar Rp 1,03 triliun di tahun sebelumnya.
Langkah Perusahaan
DPE memangkas lebih dari setengah dividen dan menutup ratusan gerai untuk meningkatkan efisiensi. Jack Cowin, pemegang saham terbesar dan miliarder, turun tangan sebagai interim executive chairman.
- Lebih dari 200 gerai ditutup, sebagian besar di Jepang.
- Langkah efisiensi dilakukan termasuk perbaikan biaya IT dan operasi.
- Dividen dipangkas lebih dari 50%.
Kinerja dan Tantangan
Perusahaan mencatat penurunan pendapatan di beberapa wilayah: Asia turun 7,1%, Eropa 6,9%, dan Australia-Selandia Baru 5,2%. Lemahnya penjualan terutama di Jepang dan Prancis menjadi sorotan utama investor.
CEO Mundur
Mark van Dyck dinilai lambat mengeksekusi rencana penutupan gerai dan efisiensi biaya, sehingga akhirnya mundur dari jabatan CEO. Investor menuntut perubahan lebih cepat untuk memulihkan kepercayaan terhadap pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Persaingan Ketat dan Fokus Efisiensi
Di tengah persaingan ketat dengan platform pesan-antar dan pemain baru, DPE fokus pada efisiensi operasional. Cowin menegaskan fondasi bisnis makanan cepat saji tetap sama, meski perilaku konsumen berubah sedikit.

Pesan Penting
Domino’s Pizza kini fokus pada restrukturisasi dan efisiensi untuk memulihkan laba. Investor dan manajemen menunggu langkah strategis lebih cepat agar perusahaan dapat kembali kompetitif di pasar global.