Aktivis Global Flotilla Beberkan Kekejaman Israel: “Kami Minum Air Toilet!”

Istanbul – Beberapa aktivis Malaysia yang ikut dalam misi Global Sumud Flotilla untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, mengungkapkan perlakuan kejam Israel selama mereka ditahan setelah kapal-kapal mereka dicegat di perairan internasional. Heliza Helmi dan Hazwani Helmi, penyanyi sekaligus aktris asal Malaysia, tiba di Istanbul, Turki, pada Sabtu (4/10) setelah dideportasi oleh Israel. Dalam wawancara dengan Anadolu Agency, mereka menuturkan perlakuan “brutal” dan “tidak manusiawi” selama ditahan.

Penahanan Aktivis Global Flotilla oleh Israel

Sebuah pesawat khusus yang membawa 137 aktivis, termasuk 36 warga Turki dan 23 warga Malaysia, mendarat di Bandara Istanbul pada Sabtu (4/10). Mereka sebelumnya ditahan di Israel setelah kapal mereka yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dicegat di laut internasional. Setibanya di Istanbul, para aktivis menjalani pemeriksaan kesehatan di Institut Kedokteran Forensik Istanbul sebelum memberikan kesaksian kepada jaksa penuntut Turki sebagai saksi korban pelanggaran HAM oleh otoritas Israel.

Kisah Heliza dan Hazwani Helmi: “Kami Minum dari Air Toilet”

Hazwani menjelaskan bahwa partisipasi mereka dalam misi kemanusiaan tersebut adalah panggilan moral dan spiritual. “Kewajiban kita sebagai Muslim adalah membantu mereka yang tertindas. Kami harus menghentikan blokade Gaza dan mengirimkan bantuan,” ujarnya. Namun, ia juga mengungkapkan perlakuan kejam yang diterima selama penahanan. “Bisakah Anda bayangkan kami minum dari air toilet? Beberapa orang sakit parah, tapi mereka (tentara Israel) berkata: ‘Apakah mereka mati? Kalau belum, itu bukan urusan kami.’ Mereka sungguh kejam,” tutur Hazwani dengan nada bergetar. Sementara itu, Heliza menuturkan ia tidak diberi makan selama tiga hari penuh. “Saya makan pada 1 Oktober. Hari ini (4 Oktober) baru makan pertama saya lagi. Selama tiga hari, saya hanya minum dari air toilet,” ujarnya pilu.

Politisi Italia: “Kami Diperlakukan Seperti Binatang”

Politisi Italia, Paolo Romano, yang ikut dalam misi tersebut juga memberikan kesaksian serupa. Ia mengatakan pasukan Israel melakukan kekerasan fisik dan psikologis terhadap para aktivis. “Kami ditahan tanpa air bersih, tanpa komunikasi, dan terus diteriaki dengan senjata,” ucapnya kepada AFP. “Mereka memperlakukan kami seperti binatang,” tambah Romano dengan wajah tegas.

Misi Global Flotilla untuk Kemanusiaan Gaza

Misi Global Sumud Flotilla terdiri dari ratusan aktivis dari berbagai negara yang berangkat membawa bantuan medis, makanan, dan perlengkapan untuk warga Palestina di Jalur Gaza. Namun, misi itu kembali mendapat halangan keras dari otoritas Israel yang menolak kapal bantuan masuk ke perairan Gaza. Meski begitu, semangat para aktivis tak surut. Mereka menegaskan akan terus berjuang untuk mengakhiri blokade Israel dan menyalurkan bantuan bagi warga Gaza yang kini menghadapi krisis kemanusiaan terburuk dalam sejarah.

Kesimpulan: Dunia Harus Bersuara untuk Gaza

Kisah memilukan para aktivis Global Flotilla menjadi cerminan nyata kekejaman Israel terhadap upaya kemanusiaan. Kesaksian tentang air toilet, kelaparan, dan penahanan tanpa alasan menjadi panggilan bagi dunia internasional untuk bersuara lebih keras membela kemanusiaan di Gaza.

By 0kdms

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *